Sabtu, 27 Oktober 2018

Tips dan Trik Wawancara Kerja


Wawancara kerja masih menjadi momok bagi sebagian orang, apalagi pencari kerja yang baru lulus kuliah. Bagaimana tidak? Selain dari CV, setiap cerita dan gerak-gerik yang ditampilkan olehmu bisa dinilai dalam hati oleh HRD. Bayanganmu akan tatapan dan pertanyaan tajam para HRD pun melebihi ngerinya "keroyokan" dosen penguji saat pendadaran. Mulai sekarang, jauhi momokmu itu. Berikut ini tips dan trik wawancara kerja yang membuat HRD terpikat:

1. HRD menyenangi interview yang punya persiapan

HRD sering menanyakan apa yang kamu ketahui dari perusahaan yang dilamar. Kadang-kadang, kamu juga akan ditanyai soal apa yang kamu tahu dan bayanganmu bekerja di posisi yang dilamar. Hal ini untuk menguji apakah kamu benar-benar melamar pekerjaan itu karena tahu kemampuanmu dan punya minat. Bukan sekedar acak saja.

2. Jangan lupa, komunikatif sama interviewermu

Ketika HRD bertanya, jangan memberi jawaban "ya" atau "tidak" saja. Jangan juga menjawab pendek. Sebenarnya, pertanyaan HRD adalah pertanyaan pancingan agar kamu mau menceritakan lebih banyak dari yang ada di CV. Maka dari itu, alangkah baik jika kamu menyampaikan hal-hal yang tidak tertulis di CV.

3. Antusias menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan lowongan pekerjaan

Secara umum, hal ini akan menggambarkan lagi niat besarmu bergabung di perusahaan. Secara khususnya, kamu juga berminat pada lowongan yang kamu lamar. Kamu bisa bertanya apa saja sebenarnya tugasnya. Apakah ekspektasimu sudah sama dengan tugas yang sesungguhnya. Lalu bagaimana penilaian kinerja dan budaya kerja di sana.

4. Sebagian HRD masih percaya jika orang yang melamar harus berlatar belakang yang senada

Beberapa HRD masih percaya bahwa talenta yang baik adalah orang yang melamar sesuai dengan pekerjaan yang ada. Misalnya, posisi HRD dari jurusan Psikologi atau Hukum. Programmer dari jurusan Ilmu Komputer atau Teknik Informatika. Jika tidak, minimal orang-orang yang sudah lama bekerja di bidang tersebut. Ini karena banyak hal-hal teknis yang sulit dikuasai jika bukan memang mereka yang mempelajari ilmunya.

5. Usahakan kamu menulis kemampuan yang terukur di CV

Terkadang ada pelamar yang menulis di CV, punya skill kerjasama, Ieadership, komunikatif, dan argumentatif. Itu semua adalah skill yang tidak bisa diukur. Ada baiknya sewaktu wawancara, dijelaskan skill-skill tersebut. Ditambahkannya, hal-hal tersebut bisa tetap dipertahankan ditulis di CV namun harus ada portofolio yang kuat untuk meyakinkan rekruiter. Misalnya, tertulis punya leadership tapi selama ini belum pernah bekerja di posisi senior atau manager.

6. Tunjukkan Pada Tim HRD Bahwa Anda Adalah Seorang Yang Percaya Diri

Kepercayaan diri disini tidak hanya berfungsi agar si karyawan dapat berkomunikasi dengan orang lain lebih baik, namun juga agar karyawan lebih memiliki kemampuan untuk menyelesaikan tugas kerja yang dibebankan, semakin tinggi kepercayaan diri maka semakin percaya perusahaan tersebut untuk memperkerjakan Anda.

7. Jangan Pernah Memberi Jawaban “Tidak”

Solusi dari masalah ini sebenarnya cukup sederhana, Anda tidak perlu berbohong bahwa Anda bisa. Yang harus Anda lakukan adalah belajar. Saat Anda ditanya apakah Anda bisa menggunakan komputer, Anda harus menjawab bisa dan Anda juga harus berkomitmen dengan jawaban Anda ini. Jika Anda sudah menjawab bisa menggunakan komputer, maka dalam waktu 1 hingga 2 minggu ke depan Anda harus fokus untuk belajar mengoperasikan komputer dan saat Anda sudah resmi menjadi karyawan Anda tetap bisa belajar komputer sambil bekerja.

8. Jawab Dengan Tegas dan Sesuai Pertanyaan

Dengan memberikan jawaban yang bertele-tele dan berputar-putar maka Anda akan dicap oleh sang HRD sebagai orang yang tidak tegas dan lebih buruknya Anda akan dianggap sebagai orang yang pandai berkilah. Dengan begini kesempatan Anda untuk masuk ke perusahaan yang Anda lamar semakin sempit dan bahkan tertutup. Jawablah semua pertanyaan yang dilontarkan HRD dengan tegas, jelas dan tidak bertele-tele. Jawab sesuai pertanyaan yang diberikan.

9. Pertanyaan Mengenai Motivasi Bekerja

Jangan sampai Anda memberikan alasan yang buruk dan akan memberikan cap kepada Anda sebagai calon karyawan yang buruk dan tidak kompeten. Misal saja Anda menjawab bahwa Anda terpaksa melamar di pekerjaan tempat Anda melamar karena dipaksa oleh orang tua, karena tidak ada pilihan lain atau karena ikut-ikutan teman yang sudah terlebih dulu masuk di perusahaan ini.

Dengan begini ada baiknya jika Anda mencari tahu dahulu apa visi dan misi perusahaan yang Anda lamar. Cari tahu juga tentang latar belakang perusahaan yang Anda lamar, tentang produk-produk yang ditawarkan, dan tentang sepak terjang perusahaan yang Anda lamar selama ini.

10. Berikan Jawaban Yang Normatif Saat Ditanya Mengenai Gaji

Jawaban yang normatif dalam artian jawaban yang Anda berikan tidak perlu mejawab pertanyaan secara spesifik tetapi jawaban yang lebih luas. Saat ditanya mengenai hal ini oleh HRD banyak fresh graduate yang melakukan kesalahan dengan mengajukan gaji yang terlalu muluk-muluk.

Sebagai fresh graduate yang masih miskin pengalaman ada baiknya saat ditanya “Berapa gaji yang Anda inginkan?” cukup Anda jawab, “Cukup sesuai dengan standar perusahaan dan standar pemerintah saja”.


Sumber:


Sabtu, 06 Oktober 2018

Mempersiapkan Diri Menghadapi Persaingan Tenaga Kerja Lokal dengan Tenaga Kerja Asing

Ibarat menghadapi pertempuran, sekelompok pasukan yang ingin pergi bertempur tentu harus melakukan persiapan agar bisa memenangkan pertempuran. Kecil kemungkinan pasukan tersebut akan bisa menang jika datang ke medan pertempuran hanya berbekal nyali dan semangat. Musuh pasti sudah mempersiapkan perlengkapan terbaik mereka agar kesempatan untuk menang kian besar. Karena itu, pasukan mana dengan persiapan yang lebih baik, hampir bisa dipastikan akan menang dalam pertempuran.

Begitu juga dengan datangnya berlakunya pasar bebas ASEAN. Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) menjadi arena persaingan antar negara-negara Asia Tenggara. Tidak hanya di arena olahraga dalam bentuk SEA Games, tetapi dalam konteks kompetisi dalam bidang ekonomi, satu sama lain negara-negara ASEAN bersaing.


Karakteristik Negara-Negara ASEAN via foundersguide.com


Beberapa Kiat Praktis dalam Menghadapi MEA dan Tenaga Kerja Asing

Keberadaan MEA perlu disikapi secara positif. Negara yang cepat tanggap, baik dalam inovasi, pembuatan regulasi, maupun penyediaan infrastruktur, berpeluang untuk mendapatkan banyak keuntungan dari penyelenggaraan MEA. Bagi pelaku bisnis, berikut ini beberapa kiat-kiat yang bisa dilakukan agar benar-benar merasakan keuntungan dari penyelenggaraan MEA.
  
1. Leadership
Jiwa kepemimpinan yang baik sangat dibutuhkan dalam situasi atau pekerjaan apa pun, termasuk pada masa MEA saat ini. Orang-orang dengan jiwa kepemimpinan akan memiliki kemampuan untuk mengatur dan sangat peduli terhadap kemajuan kelompok atau perusahaan yang dipimpinnya. Pemimpin yang memiliki jiwa leadership akan berusaha sekuat tenaga demi kemajuan perusahaannya.

2. Public Speaking
Baik sebagai perwakilan perusahaan maupun tenaga kerja, memiliki kemampuan public speaking jelas penting dalam karier atau menjalankan bisnis apa pun, termasuk dalam penyelenggaraan MEA. Dengan memiliki kemampuan ini, seseorang bisa menarik perhatian orang lain agar mau menuruti kemauannya. Tentu saja hal ini bisa dimanfaatkan sebagai alat pemasaran yang efektif.

3. Bahasa Asing
Bersaing secara internasional mau tidak mau pasti dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing. Terlebih jika menguasai bahasa-bahasa yang digunakan negara-negara ASEAN, tentu akan sangat mendukung dalam era MEA ini.

4. Project Management
Project management adalah kemampuan seseorang dalam membuat rancangan sebuah proyek. Dalam hal ini, yang dirancang adalah waktu pengerjaan, kekuatan, dan kelemahan yang bisa membawa proyek akan berhasil atau justru akan menemui kegagalan.

5. Negosiasi dan Mediasi
Pengusaha yang pandai dalam hal negosiasi dan mediasi bisa dengan cepat memutuskan persoalan atau masalah. Pada era pasar bebas, interaksi dengan perusahaan asing tentu akan memberikan perbedaan cara pandang yang berbeda dengan yang kita alami setiap hari. Karena itu, memiliki kemampuan tersebut akan sangat membantu memecahkan persoalan.

6. Networking
Sudah jelas bahwa jaringan yang luas bisa meningkatkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan perusahaan. Memiliki kemampuan dalam menjalin relasi akan semakin berpeluang dalam meraih kesuksesan pada masa depan.

7. Rendah Hati
Dorong diri kita untuk selalu rendah hati dalam segala hal. Setelah berhasil meningkatkan kemampuan diri dan menguasai banyak keahlian, bukan berarti kita menjadi sombong dan berhenti belajar. Orang yang mau terus belajar akan menjadi aset yang penting dalam perusahaan pada masa MEA.

8. Openness
Berbenturan dengan budaya lain adalah konsekuensi yang tidak bisa dihindari dalam pasar bebas internasional. Baik pekerja maupun pebisnis tetap perlu menerima perbedaan pandangan dan budaya agar tercipta harmoni dan keselarasan demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.

9. Ingin Tahu dan Kritis
Menjadi orang yang kritis akan mendorong orang tersebut untuk menjadi orang yang selalu berpikir ke depan. Setiap kesalahan bisa menjadi kesempatan yang bisa dimanfaatkan untuk perbaikan. Rasa ingin tahu akan membuat seseorang untuk selalu mendapatkan pengetahuan yang lebih banyak dari yang sudah mereka miliki.

10. Profesionalisme
Pada era MEA dan sebelumnya, bisa dikatakan profesionalisme adalah karakter yang sangat diperlukan, baik oleh calon tenaga kerja yang ingin bekerja di luar negeri maupun pengusaha Indonesia yang akan menjalin kerja sama dengan perusahaan asing. Berpikir dan bekerja secara profesional akan mengundang pujian dari orang lain.

Sumber: